Aku adalah aku dan Engkau
adalah engkau
Edisi IV
Oleh Abdul Manan
“Dan
tidak ada suatu binatang melatapun di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.(Q.S.
Hud : 6).
Seringkali akibat kekurangan uang,
membuat kita berani melakukan
hal-hal yang di larang oleh agama maupun hukum. Dari berani mencuri, menipu,
sampai tega menghilangkan nyawa seseorang.
Sungguh menyedihkan ! jika kita mengaku orang Islam padahal tidak sama
sekali mencerminkan perbuatan orang yang beragam Islam. Berarti selama ini,
kita hanya mengaku orang Islam tapi sesungguhnya keislaman kita tidak di akui
?. Kita mengaku bahwa Allah swt adalah Tuhan kita tapi apakah Allah swt telah
mengakui bahwa kita adalah hamba-Nya ?. Kalau ya, kenapa kita kurang yakin
bahwa Allah swt yang memberikan rezki. Sampai-sampai berani berbuat apa yang di
larang oleh Allah swt ‘Azza wa Jalla. Na’uzubillah tsumma na’udzubillah !.
Burung
gagak yang membawa roti
Diceritakan
sebuah kisah tentang Ibrahim bin Adham – Semoga Allah merahmatinya. Pada suatu
hari, dia pergi berburu, (di tengah –tengah perburuannya) ia beristirahat dan
menghamparkan perbekalan untuk memakannya. Tiba-tiba datang seekor burung gagak
mengambil roti dari perbekalan tersebut dengan paruhnya lalu terbang ke udara.
Melihat hal itu, Ibrahim merasa penasaran lalu dia nmengendarai kudanya dan mengejar burung gagak tersebut.
Burung gagak tersebut naik ke atas gunung sehingga tak terlihat lagi oleh
Ibrahim. Lalu dia menaiki gunung untuk mencarinya. Dari kejauhan, dia melihat
burung tersebut lalu (perlahan-lahan) mendekatinya (untuk menangkapnya) tapi
ternyata burung tersebut terbang lagi. Tiba-tiba Ibrahim melihat seorang
laki-laki yang terikat, bersandar di gunung.
Ketika Ibrahim melihat keadaan laki-laki
tersebut, dia turun dari kudanya untuk melepaskan ikatannya lalu menanyakan
tentang kejadian yang menimpanya dan bagaimana ceritanya bisa sampai seperti
itu. Laki-laki tersebut berkata : Aku
adalah seorang pedagang. (Di tengah perjalanan) aku ditangkap oleh para
penyamun dan semua harta benda yang ku bawa di ambil oleh mereka lalu aku di pukuli, diikat, dan dileparkan ke
tempat ini. Aku berada di sini sudah tujuh hari. Setiap hari burung gagak tersebut datang
membawa roti. Dia hinggap di dadaku sambil membagi-bagi roti tersebut dengan paruhnya
lalu memasukkannya ke dalam mulutku. (Sungguh), Allah tidaklah membiarkanku
kelaparan selama tujuh hari. (Setelah mendengar cerita dari laki-laki
tersebut) Ibrahim mengenderai kudanya
dan membonceng laki-laki tersebut di belakangnya menuju tempat tinggalnya. (Lihat,
Al-Mawa’idzu al-‘Ushfuriyyah, hal. 24).
Duhai
saudara saya yang penyabar, jika hendak di luaskan rezkinya maka dekatilah
orang yang maha pemberi rezki, jika ingin sukses di dunia maka hampirilah pemiliknya
bukan penduduknya. Ketahuilah, Allah swt menetapkan segala sesuatu sudah
mempunyai ukurannya dan waktunya, dan batasannya. Jika saat ini, hati kita
sangat di gelisahkan oleh kekurangan uang maka bersabarlah karena waktu
kegelisahan tersebut ada batasnya dan waktunya. Jika saat ini, hati kita sangat
lapang karena banyak uang maka bersyukurlah, sebab tidak selamanya kelapangan
tersebut bersama kita. Uang memang kita perlukan tapi bukan berarti karena uang
kita jadi gelap mata hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Uang
bukan segalanya, bukan pula penentu hidup dan mati kita. Uang bukan
satu-satunya yang membuat kita bahagia dan sukses. Uang juga bukan satu-satunya
yang bisa menghentikan langkah kita
menuju hari nan indah dan cerah. Oleh karena itu katakanlah kepada uang
dengan suara yang lantang : “Aku memang memerlukanmu tapi bukan berarti kau
bisa memperbudakku. Aku memang mencarimu tapi bukan berarti kau boleh
mempermainkanku”. Siang dan malam aku memikirkanmu tapi bukan berarti engkau
bisa mengendalikan hidupku”. Aku adalah aku. Engkau adalah engkau.
0 komentar:
Posting Komentar