Rabu, 02 September 2015

Aku adalah aku dan Engkau adalah engkau

Aku adalah aku dan Engkau adalah engkau
Edisi IV
Oleh Abdul Manan
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di muka  bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.(Q.S. Hud : 6).

Description: Redaksi KuPaSDescription: Redaksi KuPaSSeringkali akibat kekurangan uang,  membuat kita berani  melakukan hal-hal yang di larang oleh agama maupun hukum. Dari berani mencuri, menipu, sampai tega menghilangkan nyawa seseorang.  Sungguh menyedihkan ! jika kita mengaku orang Islam padahal tidak sama sekali mencerminkan perbuatan orang yang beragam Islam. Berarti selama ini, kita hanya mengaku orang Islam tapi sesungguhnya keislaman kita tidak di akui ?. Kita mengaku bahwa Allah swt adalah Tuhan kita tapi apakah Allah swt telah mengakui bahwa kita adalah hamba-Nya ?. Kalau ya, kenapa kita kurang yakin bahwa Allah swt yang memberikan rezki. Sampai-sampai berani berbuat apa yang di larang oleh Allah swt ‘Azza wa Jalla. Na’uzubillah tsumma na’udzubillah !.

Burung gagak yang membawa roti
Diceritakan sebuah kisah tentang Ibrahim bin Adham – Semoga Allah merahmatinya. Pada suatu hari, dia pergi berburu, (di tengah –tengah perburuannya) ia beristirahat dan menghamparkan perbekalan untuk memakannya. Tiba-tiba datang seekor burung gagak mengambil roti dari perbekalan tersebut dengan paruhnya lalu terbang ke udara. Melihat hal itu, Ibrahim merasa penasaran lalu dia nmengendarai  kudanya dan mengejar burung gagak tersebut. Burung gagak tersebut naik ke atas gunung sehingga tak terlihat lagi oleh Ibrahim. Lalu dia menaiki gunung untuk mencarinya. Dari kejauhan, dia melihat burung tersebut lalu (perlahan-lahan) mendekatinya (untuk menangkapnya) tapi ternyata burung tersebut terbang lagi. Tiba-tiba Ibrahim melihat seorang laki-laki yang terikat, bersandar di gunung.  Ketika Ibrahim melihat  keadaan laki-laki tersebut, dia turun dari kudanya untuk melepaskan ikatannya lalu menanyakan tentang kejadian yang menimpanya dan bagaimana ceritanya bisa sampai seperti itu. Laki-laki  tersebut berkata : Aku adalah seorang pedagang. (Di tengah perjalanan) aku ditangkap oleh para penyamun dan semua harta benda yang ku bawa di ambil oleh mereka lalu  aku di pukuli, diikat, dan dileparkan ke tempat ini. Aku berada di sini sudah tujuh hari.  Setiap hari burung gagak tersebut datang membawa roti. Dia hinggap di dadaku sambil membagi-bagi roti tersebut dengan paruhnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku. (Sungguh), Allah tidaklah membiarkanku kelaparan selama tujuh hari. (Setelah mendengar cerita dari laki-laki tersebut)  Ibrahim mengenderai kudanya dan membonceng laki-laki tersebut di belakangnya menuju tempat tinggalnya. (Lihat, Al-Mawa’idzu al-‘Ushfuriyyah, hal. 24).

Duhai saudara saya yang penyabar, jika hendak di luaskan rezkinya maka dekatilah orang yang maha pemberi rezki, jika ingin sukses di dunia maka hampirilah pemiliknya bukan penduduknya. Ketahuilah, Allah swt menetapkan segala sesuatu sudah mempunyai ukurannya dan waktunya, dan batasannya. Jika saat ini, hati kita sangat di gelisahkan oleh kekurangan uang maka bersabarlah karena waktu kegelisahan tersebut ada batasnya dan waktunya. Jika saat ini, hati kita sangat lapang karena banyak uang maka bersyukurlah, sebab tidak selamanya kelapangan tersebut bersama kita. Uang memang kita perlukan tapi bukan berarti karena uang kita jadi gelap mata hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Uang bukan segalanya, bukan pula penentu hidup dan mati kita. Uang bukan satu-satunya yang membuat kita bahagia dan sukses. Uang juga bukan satu-satunya yang bisa menghentikan langkah kita  menuju hari nan indah dan cerah. Oleh karena itu katakanlah kepada uang dengan suara yang lantang : “Aku memang memerlukanmu tapi bukan berarti kau bisa memperbudakku. Aku memang mencarimu tapi bukan berarti kau boleh mempermainkanku”. Siang dan malam aku memikirkanmu tapi bukan berarti engkau bisa mengendalikan hidupku”. Aku adalah aku. Engkau adalah engkau.






0 komentar:

Posting Komentar